Hikmah
Puasa Bagi Kesehatan Tubuh
Ternyata
berpuasa sangat dianjurkan baik untuk menjaga kesehatan dan bahkan juga untuk
terapi penyembuhan. Puasa tidak hanya dikenal dalam Islam namun juga telah
diakui dan diaplikasikan oleh orang selain Islam. Sejak zaman dulu puasa
dipakai sebagai pengobatan yang terbaik seperti kata ilmuwan barat:
- Plato bahwa puasa adalah untuk mengobati sakit fisik dan
mental.
- Philippus Paracelsus mengatakan bahwa “Fasting is the
greatest remedy the physician within!".Puasa juga sudah diakui menjadi
penyembuh terhebat dalam enanggulangi penyakit.
Bahkan di
Amerika ada pusat puasa yang diberi nama ”Fasting Center International, Inc”,
yang berdiri sejak 35 tahun yang lalu, dengan pasien dari 220 negara.
Sebelum
kita mengkaji Puasa secara medis, ada baiknya secara sepintas kita melihat
manfaat puasa secara psikologis, menurut Psikolog Klinis Endang
Fourianalistyawati, M.Psi, Psikolog " Salah satu aspek penting puasa
adalah nilai hidup, dan nilai hidup yang berkembang dalam diri seseorang
dipengaruhi oleh aktivitas latihan yang dilakukan orang tersebut (Sumadi
Suryabrata, Psikologi Kepribadian, 1993).
Nilai hidup
sendiri, menurut Spranger adalah nilai keagamaan, nilai sosial, nilai teori,
nilai estetika, nilai ekonomi, dan nilai politik.Puasa adalah aktivitas yang dapat
meningkatkan nilai hidup seseorang.
Pengaruh
mekanisme puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek kesehatan,
diantaranya yaitu :
1. Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan.
Pada hari-hari ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh
bekerja keras, oleh karena itu sudah sepantasnya alat pencernaan diberi
istirahat. Dengan puasa,oxigenisasi tak berkutat di perut tapi kepala. Kenapa
Orang kenyang ngantuk? Karena oxigenisasi banyak di perut.
2. Membersihkan tubuh dari racun dan kotoran
(detoksifikasi). Saat berpuasa, tubuh di detoks (membersihkan tubuh dari racun
dan kotoran). Saat puasa seluruh cadangan makanan yang ada di tubuh dibakar.
Detoksifikasi terjadi ketika makanan tak lagi memasuki tubuh dan tubuh mengubah
simpanan lemak jadi energi. Proses ini melepaskan zat kimia dari asam lemak ke
dalam sistem kemudian dikeluarkan lewat organ pembuangan.
Dengan
puasa, berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga
menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat
racun dan karsinogen dan mengeluarkannya dari dalam tubuh.
3. Menambah jumlah sel darah putih. Sel darah putih
berfungsi untuk menangkal serangan penyakit sehingga dengan penambahan sel
darah putih secara otomatis dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
4. Menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh
5. Memperbaiki fungsi hormon
6. Meremajakan sel-sel tubuh. Hati, lambung dan organ vital
istirahat pada saat puasa sehingga terjadi regenerasi dari organ dalam dan
sel-sel memiliki kesempatan memperbaiki diri (peremajaan sel).
7. Meningkatkan
fungsi organ tubuh
8. Menyeimbangkan saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf
simpatis membuat stres plus jantung berdebar. Di sisi lain, hormon parasimpatis
memperlambat denyut jantung hingga lebih tenang dan dapat mengontrol
emosi.Saraf parasimpatis juga dapat mempengaruhi pengeluaran asam lambung.Niat
dalam berpuasa menjadi penting, karena dengan niat di hati akan disampaikan ke
otak untuk menekan asam lambung sehingga asam lambung tidak berlebihan dan
tidak menyebabkan sakit lambung.Tetapi dalam keadaan stress asam lambung akan
meningkat dan menyebabkan sakit maag.
9. Mengurangi risiko stroke. Puasa dapat memperbaiki
kolestrol darah yang dapat menyumbat pembuluh darah dalam bentuk atekosklorosis
(pengapuran dan pengerasan pembuluh
darah).
Berbuka puasa dengan yang manis justru merusak kesehatan?
Dari Anas
bin Malik ia berkata : "Adalah Rasulullah berbuka dengan Rutab (kurma yang
lembek) sebelum shalat, jika tidak terdapat Rutab, maka beliau berbuka dengan
Tamr (kurma kering), maka jika tidak ada kurma kering beliau meneguk air.
(Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud). Rasulullah berbuka dengan kurma. Kalau
tidak mendapat kurma, beliau berbuka puasa dengan air. Samakah kurma dengan
'yang manis-manis'? Tidak. Kurma, adalah karbohidrat kompleks (complex
carbohydrate), Sebaliknya, gula yang terdapat dalam makanan atau minuman yang
manis-manis yang biasa kita konsumsi sebagai makanan berbuka puasa, adalah
karbohidrat sederhana (simple carbohydrate). Kurma, dalam kondisi asli, justru
tidak terlalu manis.
Kurma segar
merupakan buah yang bernutrisi sangat tinggi tapi berkalori rendah sehingga
tidak menggemukkan. Sedangkan kurma dalam kemasan-kemasan yang dijual di bulan
Ramadhan sudah berupa 'manisan kurma', bukan lagi kurma segar . Manisan kurma
ini justru ditambah kandungan gula yang berlipat-lipat kadarnya agar awet dalam
perjalanan ekspornya. Sangat jarang kita menemukan kurma impor yang masih asli
dan belum berupa manisan. Kalaupun ada, sangat mungkin harganya menjadi sangat
mahal.
Ketika
berpuasa, kadar gula darah kita menurun. Kurma, sebagaimana yang dicontohkan
Rasulullah, adalah karbohidrat kompleks, bukan gula (karbohidrat sederhana).
Karbohidrat kompleks, untuk menjadi glikogen, perlu diproses sehingga makan
waktu. Sebaliknya, kalau makan yang manis-manis, kadar gula darah akan melonjak
naik sehingga menjadi tidak sehat. Kalau karbohidrat kompleks seperti kurma
asli, naiknya pelan-pelan. Glycemic Index (GI) adalah laju perubahan makanan
diubah menjadi gula dalam tubuh.
Makin
tinggi glikemik indeks dalam makanan, makin cepat makanan itu dirubah menjadi
gula, dengan demikian tubuh makin cepat pula menghasilkan respons insulin.
Makin tinggi respons insulin tubuh, maka tubuh makin menimbun lemak. Nah, kalau
habis perut kosong seharian, lalu langsung dibanjiri dengan gula (makanan yang
sangat-sangat tinggi indeks glikemiknya), maka respon insulin dalam tubuh
langsung melonjak. Dengan demikian, tubuh akan sangat cepat merespon untuk
menimbun lemak. Inilah sebabnya, banyak sekali orang di bulan puasa yang justru
lemaknya bertambah di daerah-daerah penimbunan lemak. Pemakanan yang dianjurkan
adalah makan yang seimbang yang terdiri dari: 50 persen karbohidrat kompleks,
40-45 persen protein dan 5-10 persen lemak.
Karbohidrat
kompleks membutuhkan waktu untuk diubah tubuh menjadi energi. Dengandemikian,
makanan diproses pelan-pelan dan tenaga diperoleh sedikit demi sedikit sehingga
kita tidak cepat lapar dan energi tersedia dalam waktu lama.
Sebaliknya,karbohidrat sederhana menyediakan energi sangat cepat, tapi akan
cepat sekali habis sehingga kita mudah lemas.Maka, ketika makan sahur, jangan
makan yang banyak mengandung gula, karena kita akan cepat lemas. Makanlah
karbohidrat kompleks sehingga kita tetap berenergi sampai waktu berbuka.
Pada waktu
buka puasa dan sahur suplai gizi perlu diusahakan memenuhi unsur-unsur yang
dibutuhkan tubuh, meliputi enam jenis zat gizi yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Pentingnya keseimbangan gizi sering kurang
disadari karena hasilnya tidak terlihat langsung. Seseorang yang kekurangan zat
gizi tertentu sama bahayanya dengan mereka yang kelebihan gizi tertentu. Makan
yang seimbang baik dalam porsi maupun gizi akan mempengaruhi susunan saraf
pusat dan kondisi biokimia tubuh. Makan yang seimbang adalah makan yang tidak
kekurangan tetapi juga tidak berlebihan, yang disesuaikan dengan usia, kualitas
dan kuantitas gerak serta kondisi tubuh. Hal lain yang juga penting adalah
jangan sampai kekurangan cairan. Dr. dr.A. Purba, Msc. “Jika kurang makanan,
mekanisme tubuh akan menyediakan energi cadangan dari lemak.
Sedang
kalau dehidrasi, tak ada cadangannya.” Keperluan cairan kita adalah bergantung
pada berat badan. Keperluan cairan adalah 50 cc/kg berat badan/24 jam. Jika
seseorang mempunyai berat badan 50 kg maka keperluan cairannya adalah 50 kg x
50 cc=2500 cc=2.5 liter air sehari.(*)
0 komentar:
Posting Komentar