Selasa, 15 Mei 2012

Implikasi nilai-nilai kehidupan dalam Dzikir Tauhid


Implikasi nilai-nilai kehidupan dalam Dzikir Tauhid

             Dzikir dilandasi dengan khusuk. Khusuk merupakan “keyakinan bisa bertemu Allah ketika kita kembali pada-Nya”. Dzikir terbagi kepada dzikir dasar dan dzikir tauhid, dimana dzikir dasar merupakan “sebuah upaya untuk membangun kesadaran agar bisabertemu Allah didalam dzikir dan shalat dengan termanifestasikan dari kekhusukan”. Dzikir yang dilakukan yaitu dzikir ketika sesudah shalat dengan membaca subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu akbar yang masing-masing dibaca 33 kali. Adapun dzikir tauhid yaitu upaya berdzikir di sepanjang waktu yang kita miliki, sehingga tidak ada batas pemisahan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dengan dzikir tauhid kita dapat melakukan urusan dunia sekaligus mendapat pahala untuk tabungan kita di akhirat. Tidak ada pemisahan diantara keduanya karena keduanya adalah karunia Allah. Kebahagiaan dunia kita nikmati, dan kebahagiaan akhirat pun kita raih. Karena sekarang ini adalah kehidupan dunia, maka kehidupan dunia ini sebagai sarana untuk mencapai tujuan di akhirat. Seperti firman Allah dalam al Quran surat al-qasas ayat 77 yang berbunyi : “Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagai mana Allah telah berbuat baik padamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi”. Inti dari aqidah dan tauhid itu “niat” disetiap kegiatan yang kita lakukan, dengan pondasi niat “lillahi taala” (semuanya untuk mendapat ridho Allah SWT)
            Contoh kegiatan yang berlandaskan dzikir tauhid :
    1. Seorang muslim harus berusaha menjadi kaya, supaya bisa menunaikan rukun islam yang kelima, dan agar bisa menolong orang miskin,
    2. Seorang muslim harus pandai dan berilmu, supaya dapat membangun pusat-pusat penelitian yang mengantarkan kita memahami ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta dan disekitar lingkungan yang akan menambah kedekatan kita kepada Allah.
    3. Seorang muslim harus berusaha menjadi seorang pemimpin, supaya dunia ini hidup damai sejahtera yang dirahmati dan diridoi oleh Allah. Perinsip dasarnya ialah kembali kepada “mengingat” Allah, berdzikir kepada Allah, dan mengorientasikan segala aktifitas hanya kepada Allah. Berdzikir hanya untuk meng-ESA-kan Allah, dan men-TAUHID-kan Sang Maha Perkasa dalam segala aktifitas kita.
            “(yaitu) orang-orang yang berdzikir kepada Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (sampai berkesimpulan) “ya Tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (Q.S al-imran : 191)
            Inti kepahaman dari dzikir tauhid yaitu mulai bangun tidur sampai tidur kembali kita berdzikir kepada Allah, beristigfar, bertasbih kepada Allah, bersyukur atas segala kenikmatan, bertakbir mengumandangkan nama Allah, dan melenyapkan ego dalam diri kita bahwasannya kita hanya manusia kecil dan hina di hadapan Allah SWT. “Dan berdzikirlah kepada tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang hari, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai”.(Q.S Al-A’raf : 205)
            Tahap mengoptimalkan dzikir tauhid :
  1. Merasakan keberadaan diri kita dan alam semesta , karena dengan menyadari kebenaran itulah kita akan mengenal dan merasakan kehadiran sang pencipta.
  2. Meniadakan diri, karena segala yang ada di dunia ini hanyalah sementara. Yang abadi adalah Allah.
  3. Menyatukan diri dengan alam, dan merasakan keselarasan sunnatullah. Karena pada saat itulah kita bisa merasakan kehadiran Allah dalam kesadaran kita.
  4. Melebur dalam realitas, melatih kepahaman dan rasa bahwa segala realitas adalah Allah. Allah hadir dalam pendengaran kita, pengelihatan kita, dalam ucapan kita, di denyut jantng kita, nafas pencernaan, metabolisme, dan seluruh aktifitas kehidupan kita.



Sumber dan Referensi :
http://esai-esai.blogspot.com/2011/04/implikasi-nilai-kehidupan-dalam-dzikir_08.html

0 komentar:

Posting Komentar