AQIDAH TAUHID MARIFAT
KEPADA ALLAH, MALAIKAT, KITAB, NABI DAN RASUL, HARI AKHIR DAN PERISTIWANYA
TAKDIR
(qada dan qadar)
Makrifat kepada Allah SWT adalah
makrifat yang seluhur-luhurnya bahkan semulia-mulianya sebab makrifat kepada
Allah SWT itulah yang merupakan asas fundamen berdirinya segala kehidupan
kerohanian. Dari makrifat kepada Allah itulah bercabang makrifat kepada para
Nabi dan Rasul serta hal yang berhubungan dengannya, mengenai kemasmukan,
tugas-tugas dan sifat-sifatnya serta hajat umat manusia terhadap diutusnya para
Nabi, serta hal-hal yang berkaitan erat hubungannya antara nabi dan rasul seperti
masalah mukjizat, kewalian kekeramatan dan kitab-kitab suci yang telah
diturunkan ke bumi. Untuk bermakrifat kepada Allah SWT ada dua cara yaitu:
Pertama dengan menggunakan akal pikiran dam memeriksa secara teliti ciptaan
Allah SWT yang berupa benda-benda yang beraneka ragam ini. Kedua, dengan
mengetahui nama-nama serta sifat-sifat-Nya. Agama Islam sendiri mengajarkan
kepada kita tentang bagaimana kita menggunakan akal pikiran dengan
sebaik-baiknya dengan cara melepaskan segala kekangan dan segera bangun dari
tidur kemudian mengajak kita untuk mengadakan perenungan dan pemikiran.
Pekerjaan yang sedemikian ini termasuk peribadatan kepada Tuhan. Allah SWT
berfirman, “Katakanlah, Perhatikan olehmu semua apa-apa yang ada di langit dan
bumi.” (Q.S Yunus:101)
Makrifat kepada malaikat adalah
makrifat yang dapat mengajak hati sseorang untuk mencontoh dan meniru perilaku
para malaikat yang serba baik dan amat terpuji itu, juga dapat tolong-menolong
dengan mereka untuk mencapai yang hak dan luhur. Selain itu mengajak kita pula
untuk memperoleh penjagaan yang sempurna sehingga tidak satupun perbuatan buruk
yang timbul dari seseorang, melainkan yang baik-baik dan segala tindakannya
tidak akan ditunjukan untuk maksud yang mulia saja.
Makrifat kepada kitab-kitab suci
adalah merupakan suatu makrifat yang memberikan arah untuk menempuh jalan yang
baik dan lurus serta bikjaksana dan diridai oleh Tuhan yang tentunya sudah
digariskan oleh Allah SWT agar seluruh umat manusia menaatinya, karena dengan
hanya melalui jalan inilah seseorang dapat sampai kearah kesempurnaan yang
hakiki, baik dalam segi kebendaan (materi) atau segi kerohanian dan akhlak
(abadi).
Makrifat kepada rasul-rasul adalah
merupakan suatu makrifat yang dimaksudkan agar seseorang mengikuti jejak
langakahnya, memperhias diri dengan meniru akhlak para rasul tersebut. Selain
itu juga bersabar dan tabah hati dalam mencontoh tingkah laku para rasul itu
mencerminkan tentang suatu keteladanan yang tinggi nilainya dan baik, bahkan
itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki oleh
Allah SWT agar dimiliki oleh seluruh umat manusia.
Makrifat kepada hari akhir adalah
merupakan suatu makrifat diaman kita dituntut untuk berbuat baik dan menjadi
motivasi yang kuat bagi kita umat manusia untuk mengajak umat manusia yang
lainnya untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan segala bentuk keburukan.
Makrifat kepada takdir adalah
merupakan suatu makrifat yang dapat memberikan bekal kekuatan dan kesanggupan
kepada seseorang untuk mengatasi segala macam rintangan, siksaan, kesengsaraan
dan kesusahan. Sementara segala halangan dan cobaan akan dianggap kecil saja,
bagaimanapun dahsyat dan hebatnya. Hal-hal yang sudah dijelaskan tadi, telah
menjelaskan bahwa aqidah mempunyai tujuan utama mendidik yang baik dalam
menempuh jalan kehidupan , mensucikan jiwa lalu mengarahkan kedalam sifat-sifat
yang baik dan luhur lebih utamanya lagi agar kita sampai kepada tingkatan
makrifat yang tertinggi. Jadi penanaman aqiddah atau kepercayaan di dalam hati
dan jiwa adalah jalan yang paling tepat yang wajib dilalui untuk menimbulkan kebaikan-kebaikan
dengan bersendikan itu akan tercipta kesempurnaan kehidupan bahkan membekali
jiwa kita dengan sesuatu yang lebih bermanfaat dan lebih sesuai dengan petunjuk
Tuhan. Disini Nampak bahwa begitu besarnya hikmah mengapa keimanan dijadikan umum
dan kekal tidak berbeda antara keimanan yang diajarkan oleh tuhan di zaman
dahulu dan dijaman sekarang bahkan dimasa dan ditempat manapun, semua sama satu
macam, tidak ada satu umat pun yang dibiarkan kosong oleh Allah tanpa mengutus
rasul kepada mereka untuk mengajak keimanan serta menancapkan akar aqidah dalam
hati mereka. Aqidah merupakan sumber dari rasa kasih sayang yang terpuji, ia
tertanam didalam perasaan-perasaan yang indah dan luhur, juga tempat umbuhnya
akhlak yang mulia dan utama. Dan Allah SWT pun berfirman, “Bukanlah kebikan,
jika kamu semua menghadapkan mukamu kearah timur atau barat, tetapi yang
disebut kebaikan itu adalah kebaikan seseorang yang beriman kepada Allah, hari
akhir,(hari kiamat), malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, memberikan
harta yang dicintainya itu kepada kerabatnya, anak yatim, orang miskin, orang
terlantar dalam perjalanan,orang minta-minta, orang yang berusaha melepaskan
dari perbudakan, mendirikan salat, menunaikan zakat, memenuhi janji apabila
berjanji, sabar dalam kesengsaraan, kemelaratan dan juga diwaktu peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang bertakwa kepada Allah.” (Q.S Al-Baqarah:177)
Sumber dan referensi :
0 komentar:
Posting Komentar