Selasa, 15 Mei 2012

AQIDAH TAUHID MARIFAT KEPADA ALLAH, MALAIKAT, KITAB, NABI DAN RASUL, HARI AKHIR DAN PERISTIWANYA TAKDIR


AQIDAH TAUHID MARIFAT KEPADA ALLAH, MALAIKAT, KITAB, NABI DAN RASUL, HARI AKHIR DAN PERISTIWANYA TAKDIR
 (qada dan qadar)
            Makrifat kepada Allah SWT adalah makrifat yang seluhur-luhurnya bahkan semulia-mulianya sebab makrifat kepada Allah SWT itulah yang merupakan asas fundamen berdirinya segala kehidupan kerohanian. Dari makrifat kepada Allah itulah bercabang makrifat kepada para Nabi dan Rasul serta hal yang berhubungan dengannya, mengenai kemasmukan, tugas-tugas dan sifat-sifatnya serta hajat umat manusia terhadap diutusnya para Nabi, serta hal-hal yang berkaitan erat hubungannya antara nabi dan rasul seperti masalah mukjizat, kewalian kekeramatan dan kitab-kitab suci yang telah diturunkan ke bumi. Untuk bermakrifat kepada Allah SWT ada dua cara yaitu: Pertama dengan menggunakan akal pikiran dam memeriksa secara teliti ciptaan Allah SWT yang berupa benda-benda yang beraneka ragam ini. Kedua, dengan mengetahui nama-nama serta sifat-sifat-Nya. Agama Islam sendiri mengajarkan kepada kita tentang bagaimana kita menggunakan akal pikiran dengan sebaik-baiknya dengan cara melepaskan segala kekangan dan segera bangun dari tidur kemudian mengajak kita untuk mengadakan perenungan dan pemikiran. Pekerjaan yang sedemikian ini termasuk peribadatan kepada Tuhan. Allah SWT berfirman, “Katakanlah, Perhatikan olehmu semua apa-apa yang ada di langit dan bumi.” (Q.S Yunus:101)
            Makrifat kepada malaikat adalah makrifat yang dapat mengajak hati sseorang untuk mencontoh dan meniru perilaku para malaikat yang serba baik dan amat terpuji itu, juga dapat tolong-menolong dengan mereka untuk mencapai yang hak dan luhur. Selain itu mengajak kita pula untuk memperoleh penjagaan yang sempurna sehingga tidak satupun perbuatan buruk yang timbul dari seseorang, melainkan yang baik-baik dan segala tindakannya tidak akan ditunjukan untuk maksud yang mulia saja.
            Makrifat kepada kitab-kitab suci adalah merupakan suatu makrifat yang memberikan arah untuk menempuh jalan yang baik dan lurus serta bikjaksana dan diridai oleh Tuhan yang tentunya sudah digariskan oleh Allah SWT agar seluruh umat manusia menaatinya, karena dengan hanya melalui jalan inilah seseorang dapat sampai kearah kesempurnaan yang hakiki, baik dalam segi kebendaan (materi) atau segi kerohanian dan akhlak (abadi).
            Makrifat kepada rasul-rasul adalah merupakan suatu makrifat yang dimaksudkan agar seseorang mengikuti jejak langakahnya, memperhias diri dengan meniru akhlak para rasul tersebut. Selain itu juga bersabar dan tabah hati dalam mencontoh tingkah laku para rasul itu mencerminkan tentang suatu keteladanan yang tinggi nilainya dan baik, bahkan itulah yang merupakan kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki oleh Allah SWT agar dimiliki oleh seluruh umat manusia.   
            Makrifat kepada hari akhir adalah merupakan suatu makrifat diaman kita dituntut untuk berbuat baik dan menjadi motivasi yang kuat bagi kita umat manusia untuk mengajak umat manusia yang lainnya untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan segala  bentuk keburukan.
            Makrifat kepada takdir adalah merupakan suatu makrifat yang dapat memberikan bekal kekuatan dan kesanggupan kepada seseorang untuk mengatasi segala macam rintangan, siksaan, kesengsaraan dan kesusahan. Sementara segala halangan dan cobaan akan dianggap kecil saja, bagaimanapun dahsyat dan hebatnya. Hal-hal yang sudah dijelaskan tadi, telah menjelaskan bahwa aqidah mempunyai tujuan utama mendidik yang baik dalam menempuh jalan kehidupan , mensucikan jiwa lalu mengarahkan kedalam sifat-sifat yang baik dan luhur lebih utamanya lagi agar kita sampai kepada tingkatan makrifat yang tertinggi. Jadi penanaman aqiddah atau kepercayaan di dalam hati dan jiwa adalah jalan yang paling tepat yang wajib dilalui untuk menimbulkan kebaikan-kebaikan dengan bersendikan itu akan tercipta kesempurnaan kehidupan bahkan membekali jiwa kita dengan sesuatu yang lebih bermanfaat dan lebih sesuai dengan petunjuk Tuhan. Disini Nampak bahwa begitu besarnya hikmah mengapa keimanan dijadikan umum dan kekal tidak berbeda antara keimanan yang diajarkan oleh tuhan di zaman dahulu dan dijaman sekarang bahkan dimasa dan ditempat manapun, semua sama satu macam, tidak ada satu umat pun yang dibiarkan kosong oleh Allah tanpa mengutus rasul kepada mereka untuk mengajak keimanan serta menancapkan akar aqidah dalam hati mereka. Aqidah merupakan sumber dari rasa kasih sayang yang terpuji, ia tertanam didalam perasaan-perasaan yang indah dan luhur, juga tempat umbuhnya akhlak yang mulia dan utama. Dan Allah SWT pun berfirman, “Bukanlah kebikan, jika kamu semua menghadapkan mukamu kearah timur atau barat, tetapi yang disebut kebaikan itu adalah kebaikan seseorang yang beriman kepada Allah, hari akhir,(hari kiamat), malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, memberikan harta yang dicintainya itu kepada kerabatnya, anak yatim, orang miskin, orang terlantar dalam perjalanan,orang minta-minta, orang yang berusaha melepaskan dari perbudakan, mendirikan salat, menunaikan zakat, memenuhi janji apabila berjanji, sabar dalam kesengsaraan, kemelaratan dan juga diwaktu peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertakwa kepada Allah.” (Q.S Al-Baqarah:177) 



  
Sumber dan referensi :

0 komentar:

Posting Komentar