AQIDAH
TAUHID SEBAGAI PRINSIP SAINS
(Sejarah,
metapisika, ilmu pengetahuan, Tata-tata sosial, dll)
1.
PRINSIP SEJARAH
Manusia
diciptakan sangat unik, dikatakan unik karena manusia sebagai subjek dan objek
kajian. Tauhid menempatkan manusia pada suatu etika perbuatan atau melakukan
sesuatu, yaitu beretika dinamis keberhargaan manusia sebagai pelaku moral
diukur dengan tingkat keberhasilan yang dicapainya dalam mngisi aliran ruang
dan waktu.
Sebenarnyalah,
islam menuntut pemenuhan tuntutan-tuntutan etika niat sebagai persarata, islam
menuntut pemenuhan tuntutan-tuntutan etika niat sebagai persyaratan awal bagi
pemenuhan tuntutan etika tindakan.
2. PRINSIP PENGETAHUAN
Iman bukanlah semata-mata kategori
etika. Sesungguhnya pertama-tama ia adalah suatu kategori kognitif, yang
artinya ia berhubungan pengetahuan, dengan kebenaran, proposisi-proposisinya.
Sebagai prinsip pengetahuan tauhid
adalah pengakuan bahwa Allah S.W.T yakni kebenaran (al- haqq) itu ada dan bahwa
Dia itu esa. Ini mengimplikasikan bahwa semua keberatan semua keraguan dapat
diacukan kepada-Nya, dan bahwa pernyataan dapat di uji. Tauhid adalah pengakuan
bahwa kebenaran bisa diketahui.
Sebagai prinsip-prinsip metodologi,
tauhid dari 3 prinsip:
a. Penolakan
terhadap segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan realitas.
b. Penolakan
kontradiksi-kontradiksi hakiki.
c. Keterbukaan
bagi bukti yang baru atau bertentangan.
3.
PRINSIP METAFISIKA
Dalam islam, alam adalah ciptaan dan
anugrah sebagai ciptaan ia bersipat teologis, sempurna dan teratur. Sebagai
anugrah ia merupakan kebaikan yang tak mengandung dosa yang disediakan untuk
manusia. Tujuannya adalah memungkinkan manusia melakukan kebaikan dan mencapai
kebahagiaan.
Allah S.W.T adalah pelaku yang aktif
dalam segala apa yang terjadi. Dialah satu-satunya pelaku hakiki dari segala
peristiwa. Maka dengan sendirinya, tauhid berarti penghapusan terhadap setiap
kekuatan yang bekerja dalam alam disamping tuhan yang prakarsa kekal-Nya adalah
hukum-hukum alam yang abadi. Ini berarti mengingkari setiap prakarsa dalam alam
setiap kekuatan selain tuhan seperti sihir, ruh, dll.
4.
PRINSIP TATA SOSIAL
Dalam dimensi sosialnya jelas islam
paling unik dan sempurna diantara agama yang ada dan dikenal dunia. Islam
menyebut manusia khalifah, sebab melakukan semua itu dengan baik
bersosialisasi, pemimpin, dan memenuhi kehendak tuhan.
Untuk menjalankan semua itu islam
membangun teiri sosialnya. Tata sosial, demikian menurut islam. Semua itu
perlu, jika tujuan tersebut ingin tercapai. Dengan anggapan bahwa hubungan
antar manusia adalah alamiah, islam juga menyatakan bahwa hubungan tersebut
adalah satu kemustian. Tata sosial sejahtera, ummah (kesatuan), dan Daral-salam
(rumah kedamaian) merupakan cita-cita tertinggi islam dalam lingkup ruang dan
waktu.
Referensi:
Ismail
Raji. 1982. Tauhid. Bandung: PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar