STRUKTUR ILMU
Ilmu sebagai produk
merupakan suatu sistem pengetahuan yang di dalamnya berisi
penjelasan-penjelasan tentang berbagai fenomena yang menjadi objek kajiannya.
Dengan demikian ilmu terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan.
Saling hubungan di antara berbagai komponen tersebut merupakan struktur dari
pengetahuan ilmiah.
Menurut The Liang Gie
(2004 : 139) sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur, yaitu : a.
jenis-jenis sasaran, b. bentuk-bentuk pernyataan, c. ragam-ragam proposisi, d.
ciri-ciri pokok, dan e. pembagian sistematis.
a. Jenis-jenis
sasaran
Setiap ilmu memiliki
objek yang terdiri dari dua macam, yaitu objek material dan objek formal. Objek
material adalah fenomena di dunia ini yang menjadi bahan kajian ilmu, sedangkan
objek formal adalah pusat perhatian ilmuwan dalam mengkaji objek material.
Objek material suatu ilmu dapat dan boleh sama dengan objek material ilmu yang
lain. Tetapi objek formalnya tidak akan sama. Bila objek formarnya sama maka
sebenarnya mereka merupakan ilmu yang sama tetapi diberi sebutan berbeda.
Ada bermacam-macam fenomena yang ditelaah ilmu. Dari
bermacam-macam fenomena tersebut The Liang Gie (2004 : 141) telah mengidentifikasi
6 macam fenomena yang menjadi objek material ilmu, yaitu : 1) ide
abstrak, 2) benda fisik, 3) jasad hidup, 4) gejala rohani, 5) peristiwa
sosial, dan 5) proses tanda.
b. Bentuk-bentuk
pernyataan
Berbagai fenomena
yang dipelajari ilmu tersebut selanjutnya dijelaskan ilmu melalui
pernyataan-pernyataan. Kumpulan pernyataan yang merupakan penjelasan ilmiah
terdiri dari empat bentuk (The Liang Gie, 2004 : 142-143), yaitu : deskripsi,
preskripsi, eksposisi pola, dan rekonstruksi historis.
1) Deskripsi
Deskripsi adalah pernyataan yang bersifat
menggambarkan tentang bentuk, susunan, peranan, dan hal-hal rinci lainnya dari
fenomena yang dipelajari ilmu. Pernyataan dengan bentuk deskripsi terdapat antara
lain dalam ilmu anatomi dan geografi.
2) Preskripsi
Preskripsi merupakan
bentuk pernyataan yang bersifat preskriptif, yaitu berupa petunjuk-petunjuk
atau ketentuan-ketentuan mengenai apa yang perlu berlangsung atau sebaiknya
dilakukan berkenaan dengan ojkek formal ilmu. Preskripsi dapat dijumpai antara
lain dalam ilmu pendidikan dan psikologi pendidikan.
3) Eksposisi Pola
Bentuk ini merangkum
pernyataan-pernyataan yang memaparkan pola-pola dalam sekumpulan sifat, ciri,
kecenderungan, atau proses lainnya dari fenomena yang ditelaah. Pernyataan
semacam ini dapat dijumpai antara lain pada antropologi.
4) Rekonstruksi Historis
Rekonstruksi historis merupakan pernyataan yang
berusaha menggambarkan atau menceritakan sesuatu secara kronologis. Pernyataan semacam ini terdapat pada historiografi dan
paleontologi.
c. Ragam-ragam
proposisi
Selain bentuk-bentuk
pernyataan seperti di atas, ilmu juga memiliki ragam-ragam proposisi, yaitu
azas ilmiah, kaidah ilmiah, dan teori ilmiah. Ketiga ragam proposisi tersebut
dijelaskan seperti berikut ini.
1) Azas ilmiah
Azas atau prinsip ilmiah adalah sebuah proposisi yang
mengandung kebenaran umum berdasarkan fakta-fakta yang telah diamati.
2) Kaidah ilmiah
Suatu kaidah atau hukum dalam pengetahuan ilmiah
adalah sebuah proposisi yang mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib yang
dapat diuji kebenarannya .
3) Teori ilmiah
Yang dimaksud dengan
teori ilmiah adalah sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara logis
berkenaan dengan penjelasan terhadap sejumlah fenomena.
Teori ilmiah merupakan
unsur yang sangat penting dalam ilmu. Bobot kualitas suatu ilmu terutama
ditentukan oleh teori ilmiah yang dimilikinya.
Pentingnya
teori ilmiah dalam illmu dapat dijelaskan dari fungsi atau kegunaannya. Fungsi
teori ilmiah adalah :
a) Sebagai
kerangka pedoman, bagan sistematisasi, atau sistem acuan dalam menyususn data
maupun pemikiran tentang data sehingga tercapai hubungan yang logis diantara
aneka data.
b) Memberikan
suatu skema atau rencana sementara mengenai medan yang semula belum dipetakan
sehingga terdapat suatu orientasi.
c) Sebagai
acuan dalam pengkajian suatu masalah.
d) Sebagai
dasar dalam merumuskan kerangka teoritis penelitian.
e) Sebagai
dasar dalam merumuskan hipotesis.
f) Sebagai
informasi untuk menetapkan cara pengujian hipotesis.
g) Untuk
mendapatkan informasi histories dan perspektif perma-salahan yang akan
diteliti.
h) Memperkaya
ide-ide baru.
i) Untuk
mengetahui siapa saja peneliti lain dan pengguna di bidang yang sama.
d. Ciri-ciri
pokok ilmu
Ilmu merupakan
pengetahuan yang memiliki karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan
dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain. Adapun ciri-ciri pokok ilmu adalah sebagi berikut.
1) Sistematisasi
Sistematisasi memiliki arti bahwa pengetahuan ilmiah
tersusun sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan
yang berhubungan secara fungsional.
2) Keumuman (generality)
Ciri keumuman
menunjuk pada kualitas pengetahuan ilmiah untuk merangkum berbagai fenomena
yang senantiasa makin luas dengan penentuan konsep-konsep yang paling umum
dalam pembahasannya.
3) Rasionalitas
Ciri rasionalitas
berarti bahwa ilmu sebagai pengetahuan ilmiah bersumber pada pemikiran rasional
yang mematuhi kaidah-kaidah logika.
4) Objektivitas
Ciri objektivitas
ilmu menunjuk pada keharusan untuk bersikap objektif dalam mengkaji suatu
kebenaran ilmiah tanpa melibatkan unsur emosi dan kesukaan atau kepentingan
pribadi.
5) Verifiabilitas
Verifiabilitas
berarti bahwa pengetahuan ilmiah harus dapat diperiksa kebenarannya, diteliti
kembali, atau diuji ulang oleh masyarakat ilmuwan.
6) Komunalitas
Ciri komunalitas ilmu mengandung arti bahwa ilmu
merupakan pengetahuan yang menjadi milik umum (public knowledge). Itu
berarti hasil penelitian yang kemudian menjadi khasanah dunia keilmuan tidak
akan disimpan atau disembunyikan untuk kepentingan individu atau kelompok
tertentu.
e. Pembagian
sistematis
Pengetahuan ilmiah
senantiasa mengalami perkembangan seiring dengan semakin banyaknya jumlah ilmuwan
dan juga semakin luasnya peluang untuk melakukan penelitian. Perkembangan ilmu
antara lain ditandai dengan lahirnya bermacam-macam aliran dan terutama cabang.
Untuk memudahkan memperoleh pemahaman mengenai bermacam-macam aliran dan cabang
tersebut diperlukan pembagian sistematis.
0 komentar:
Posting Komentar